KOMUNIKASI KESEHATAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SUKMA UTARI HANDAYANI
(0909192035)
SEKOLAH
TINGGI ILMMU KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KOMUNIKASI
KESEHATAN ” dengan sebaik-baiknya.
Adapun makalah ini disusun dari
berbagai sumber yaitu Internet dan buku-buku yang berkaitan dengan judul
makalah ini. Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen dan untuk menambah wawasan kita tentang betapa
pentingnya kita mempelajari Komunikasi kesehatan .
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembacanya. Atas saran yang diberikan demi perbaikan
makalah ini saya ucapkan banyak terima kasih.
Medan, Mei 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah
makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam
kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa manusia
harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan
manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok
dengan kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar
menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi
seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa
komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk,
sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan
komunikasi (Schramm; 1982). Apa yang mendorong manusia sehingga ingin
berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua
kebutuhan, yakni kebutuhanuntük mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Narold D. Lasswell salah seorang
peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar
yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi: Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol
lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang
ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam
alam sekitamya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau
peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan
pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya, maupun melalui informasi yang
mereka terima dari lingkungan sekitarnya. Kedua,
adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses
kelanjutan suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu
bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak
pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir,
gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan
masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini
diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi
warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya,
maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku,
dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tatakrama bermasyarakat
yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik
warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan
bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi
kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya. Ketiga fungsi ini menjadi
patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama anggota
masyarakat. Profesor David K. Berlo dari Michigan State University menyebut
secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan interaksi sosial berguna
untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui
keberadaan diri sendin dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat
(Byrnes, 1965). Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia
diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia, sebab berkomunikasi
dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang
dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, pedagang,
pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain sebagainya.
Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai
sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya
berkomunikasi.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada
khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi
massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor
yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau
saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk
mendorong, membujuk orang agar tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara
garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil yaitu iklan
yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua
iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,
menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non komersil
lebih dikenal dengan iklan layanan masyarakat.
1.2.
Identifikasi Masalah.
Adapun dalam pembuatan makalah ini penulis mengidentifikasikan masalah yang di
anggap perlu dalam membantu menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu:
1. Menjelaskan konsep komunikasi kesehatan.
2. Menjelaskan jenis – jenis komunikasi.
3. Menjelaskan ruang lingkup komunikasi kesehatan.
4. Menjelaskan
dampak komunikasi kesehatan
1.3. Batasan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis juga menggunakan batasan masalah
yang meliputi :
1.
Konsep komunikasi kesehatan.
2.
Jenis – jenis komunkasi.
3.
Ruang lingkup komunikasi kesehatan.
4.
Dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan.
1.4.
Rumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :
1. Seperti apakah konsep
komunikasi kesehatan ?
2. Seperti apakah jenis –
jenis komunikasi ?
3. Apa saja ruang lingkup
komunikasi kesehatan ?
4. Apa dampak komunikasi kesehatan
dalam pembangunan kesehatan !
1.5. Tujuan Penulisan.
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui konsep komunikasi kesehatan.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis komunikasi.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui dampak komunikasi kesehatan.
1.6.
Manfaat Penulisan.
Dalam
penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak. Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya yaitu
:
1.
Memberikan pengetahuan tentang konsep komunikasi kesehatan.
2.
Memberikan pengetahuan tentang jenis – jenis komunikasi.
3.
Memberikan pengetahuan tentang ruang lingkup komunikasi.
4.
Memberikan pengetahuan tentang dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep
Komunikasi Kesehatan
2.1.1 Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari
bahasa Latin ‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik
bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan
berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Secara harfiah, komunikasi berasal dari
Bahasa Latin: COMMUNIS yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata
lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian.
Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah
komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan
kesalahpahaman yang bisa saja terjadi.
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan
sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara
langsung (lisan) maupun tak langsung.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak). (Hovland, Janis
dan Kelley : 1953).
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti
kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner,
1964).
Komunikasi adalah suatu proses
memberikan signal menurut aturan tertentu sehingga dengan cara ini suatu sistem
dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. (Louis Forsdale, 1981).
Komunikasi dikatakan sebagai
suatu proses yaitu suatuaktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah
satu sama lain tetapi berhubungan. (Brent D. Ruben, 1988).
Komunikasi adalah proses dengan nama
simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti (William J.
Seller, 1988).
Ketika dua orang sedang bersama, mereka
berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO
ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi. (PALO
ALTO.)
Komunikasi adalah suatu proses
pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim),
baik dengan simbol-simbol, sinyak - sinyal, maupun perilaku atau tindakan. (HIMSTREET
& BATY).
Komunikasi
adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan. (BOVEE).
Komunikasi adalah proses yang
menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa
(LASWELL).
Komunikasi adalah penyebaran informasi,
ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama
melalui simbol-simbol. (THEODORSON&THEDORSON).
Komunikasi adalah seni menyampaikan
informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain.(EDWIN EMERY).
Komunikasi adalah suatu proses
interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia. (DELTON E, Mc FARLAND).
Komunikasi adalah proses sosial, dalam
arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh
pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.
(WILLIAM ALBIG).
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu. (CHARLES H. COOLEY).
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu. (CHARLES H. COOLEY).
Komunikasi merupakan proses pengalihan
suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri
aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud
tersebut. (A.WINNET)
Komunikasi merupakan interaksi antar
pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal
(kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung /
tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual). (KARFRIED
KNAPP).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim
dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Perubahan tingkah laku
maksudnya yaitu perubahan yang terjadi didalam diri individu mungkin dalam
aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotor.
Pentingnya komunikasi
bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya suatu organisasi.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi
organisasi dapat macet atau berantakan.
2.1.2. Kesehatan
Kata dasarnya adalah sehat, yang
berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi, Kesehatan adalah salah satu
konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor yang
berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit
(Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung
paling tidak komponen : biomedis,personal dan sosiokultural.
Keadaan (status) sehat utuh secara
fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas
dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya meliputi
tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian
mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung.
2.1.3. Komunikasi
Kesehatan
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan
oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan
untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan
yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani),
dan sosial.
Jadi, komunikasi Kesehatan adalah proses penyampaian
informasi tentang kesehatan.
Komunikasi kesehatan lebih sempit
daripada komunikasi manusia pada umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat
dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya menjaga kesehatannya,
berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan. Dalam
komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara
spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi
yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi
kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program – program kesehatan
nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan publik.
Dalam konteks kelompok kecil,
komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti rapat – rapat
membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan interaksi tim medis.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi
kesehatan termasuk dalam komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi
profesional – profesional dan profesional dengan klien. Komunikalevasi
kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan,
fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan kesehatan.
2.2. Jenis – jenis Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi
digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia
atau kelompok. Jenis
komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dengan kata-kata dan komunikasi non
verbal disebut dengan bahasa tubuh
1. Komunikasi
Verbal, mencakup aspek-aspek berupa ;
a. Vocabulary
(perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi
penting dalam berkomunikasi.
b. Racing
(kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu
lambat.
c. Intonasi
suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga
pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang
berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam
berkomunikasi.
d. Humor:
dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri.
Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor
adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara
singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah
dimengerti.
f. Timing
(waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi,
artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.
2. Komunikasi
Non Verbal.
Komunikasi non
verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal.Yang termasuk komunikasi non
verbal :
a. Ekspresi
wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi,
karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata,
merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata
selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan
sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada
orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan
adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat
spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian
yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat
dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur
tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound
(Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah
satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat
dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi
non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi
pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat,
adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian
total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan
tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan
stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut
Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu
intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi
interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang
terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam
keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian
masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.
Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :
1. Bentuk
Komunikasi berdasarkan medianya :
a. Komunikasi
langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan
alat.
Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang
berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang
dihadapan kita.
A--------àß-----------B
b. Komunikasi
tidak langsung
Tempat
Sampah
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat
gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk
menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
Contoh : “ Buanglah sampah pada
tempatnya
2. Bentuk
komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
a. Komunikasi
massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam
jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus :
Pesan disusun dengan jelas, tidak
rumit dan tidak bertele-tele
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
Bentuk gambar yang baik
Membentuk kelompok khusus, misalnya
kelompok pendengar (radio)
a. Komunikasi
kelompok
Adalah
komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan
dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Perawat----- ® ¬ ------Pengunjung puskesmas
b. Komunikasi
perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap
muka dapat juga melalui telepon.
Perawat----- ®
¬ ------Pasien
3. Bentuk
komunikasi berdasarkan arah pesan :
- Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran
dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan
umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A ------------------®
B
b.
Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran
memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan
merupakan komunikasi timbal balik
2.3. Ruang Lingkup Komunikasi
Kesehatan
Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan
penyakit, promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan
kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam
masyarakat.
A. Pencegahan
Penyakit ( Preventif )
Dalam garis besarnya usaha-usaha
kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
1)
Usaha pencegahan (usaha preventif)
2)
Usaha pengobatan (usaha kuratif)
3)
Usaha promotif
4)
Usaha rehabilitative
Dari keempat jenis usaha ini, usaha
pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama, karena dengan usaha pencegahan
akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memrlukan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita mengerti
bahwa mencegah agar kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik
serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang
sudah patah ataupun merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.
Leavell dan Clark dalam bukunya “
Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan
penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan
pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
§ Masa sebelum sakit
1)
Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap
pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya :
ü Penyediaan makanan sehat cukup
kualitas maupun kuantitasnya.
ü Perbaikan hygiene dan sanitasi
lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara
pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
ü Pendidikan kesehatan kepada
masyarakat
ü Usaha kesehatan jiwa agar
tercapai perkembangan kepribadian yang baik
2)
Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (spesific protection)
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan
terhadap penyakit-penyakit tertentu. Beberapa usaha diantaranya adalah :
ü Vaksinasi untuk mencegah
penyakit-penyakit tertentu
ü Isolasi penderita mpenyakit
menular
ü Pencegahan terjadinya
kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja
§ Pada masa sakit
3)
Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (early
diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a.
Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera
b.
Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c.
Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit
.
B. Promosi kesehatan.
Promosi kesehatan berasal dari kata
dalam bahasa inggris yaitu health promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata
health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia
pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia
menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari
H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku preventive medicine for the doctor in
his community. Menurut leavell dan clark (1965), dari sudut pandang kesehatan
masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu : 1)promotion
of healt 2)specifik protection 3)early diagnosis and prompt
treatment 4)limitation of disability dan 5)rehablitation.
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu
promotion of healt oleh para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di
terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan promosi kesehatan.Mengapa
demikian? Tidak lain karena makna yang terkandung dlam istilah promotion of
health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi
seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap
sehat,tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa
peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell
dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of health menyatakan bahwa
selain melalui peningktan gizi dll,peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan
dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan
masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah
merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan : “ Health
promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and
social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment “.
(Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan
diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya
dan sebagainya). Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai
perluasan dari healt education atau pendidikan kesehatan.
C. Kebijakan kesehatan
a.
Definisi Kebijakan Kesehatan
Ilmu kebijakan adalah ilmu yang
mengembangkan kajian tentang hubungan antara pemerintah dan swasta, distribusi
kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai level pemerintah, hubungan antara
penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya, ideologi kebijakan makna reformasikesehatan.
Ilmu manajemen digunakan dalam ilmu kebijakan yaitu dalam perencanaan dan
pelaksanaan kebijakan kesehatan, teori dan konsep manajemen tidak dapat
diabaikan. Apa sistem kebijakan kesehatan itu?
§ Kebijakan (Policy):
Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang
kebijakan tertentu
§ Kebijakan Publik (Public
Policy): kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau Negara
§ Kebijakan Kesehatan (Health
Policy): Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor – faktor penentu di
sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan
bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
layanan kesehatan (Walt, 1994)
b.
Kerangka Konsep dalam Kebijakan Kesehatan
Ada 3 kerangka konsep kesehatan yaitu :
1)
Konteks
2)
Isi konten,terdiri dari aktor/Pelaku:
§ Individu
§ Pelaku
§ Organisasi
3)
Proses
Keuntungan Analisis Kebijakan adalah kaya penjelasan
mengenai apa dan bagaimana hasil (outcome) kebijakan akan dicapai, dan
piranti untuk membuat model kebijakan di masa depan dan mengimplementasikan
dengan lebih efektif.
c.
Contoh Penggunaan Analisis Kebijakan:
Kasus : Tarif untuk meningkatkan efisiensi di
pelayanan kesehatan
Konteks : kondisi ekonomi, ideologi, dan budaya
Konten/ Isi :
· Apa
tujuan yang ingin dicapai?
· Apakah
ada pengecualian?
Aktor/ Pelaku : Siapa yang mendukung dan
menolak kebijakan tarif?
Proses :
·
Pendekatan Top- Down?
·
Bagaimana kebijakan ini akan dikomunikasikan
d. Faktor
Kontekstual yang Mempengaruhi Kebijakan:
·
Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak
pada kebijakan (contoh: kekeringan).
·
Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal:
system politik).
·
Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma
terhadap penyakit tertentu.
·
Faktor Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya
ketergantunganantar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama
internasional dalam kesehatan.
e.
Proses Penyusunan Kebijakan menggunakan Segitiga Kebijakan Kesehatan
Segitiga kebijakan kesehatan digunakan
untuk memahami kebijakan tertentu dan menerapkan untuk merencanakan kebijakan
khusus dan dapat bersifat:
·
Retrospektif (meliputi evaluasi dan monitoring kebijakan)
·
Prospektif (Memberi pemikiran strategis, advokasi dan lobi kebijakan)
f.
Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan
I.
Dasar Hukum Menimbang
1. SKep Men Kes RI No
99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem Kesehatan Nasional.
2. TAP MPR RI VII
tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
3. Undang-undang No
23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
5. Undang-undang
Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah.
6. Keputusan Menteri
Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan
Menuju Indonesia Sehat tahun 2010.
7. Keputusan Menteri
Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan
II.
Memutuskan Menetapkan :
1. Keputusan Menteri
Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional.
2. Sistem Kesehatan
Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai
Pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia
Pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia
3. Keputusan ini
berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan ditetapkan 10
Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).
D. Bisnis Keperawatan
Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. Demikian yang dimaksud dengan
pengertian keperawatan menurut hasil Lokarya Keperawatan Nasional
Tahun 1983.
Perkembangan Pelayanan Keperawatan
Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus
asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran
kuratif dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia
di bidang keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan
dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.
Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti:
Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti:
·
Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan.
·
Praktik keperawatan di rumah (home care).
·
Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan
·
Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun
2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang
Registrasi dan Praktik Keperawatan.
Pertumbuhan Pengguna internet di
Indonesia semakin meningkat. Diprediksikan pada tahun 2010 ada 54 juta pengguna
internet di Indonesia. Sebuah angka yang fantastis besarnya dan meruapakn
sebuah peluang bagi perawat untuk meningkatkan cakupan pelayanan keperawatan
keseluruh wilayah Indonesia dengan efisiensi yang tinggi. teknologi informasi
internet tersebut, istilah telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi
popular sebagai salah satu model layanan kesehatan. (Martono N.
www.inna.ppni.org .2006).
Telenursing sudah diterapkan di
berbagai negara seperti di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark,
Belanda, Norwegia, Jordania, India dan bahkan Malaysia. Organisasi perawat
Amerika pada tahun 1999 telah merekomendasikan pengembangan analisa
komprehensif penggunaan telenursing. Di Amerika Serikat, 36% peningkatan
kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang dapat ditanggulangi dengan
telenursing dan di negara lainpun dilaporkan telah menggunakan pelayanan
telekomunikasi di rumah untuk perawatan home care dengan telenursing.
Layanan kesehatan khususnya keperawatan
jarak jauh dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan
kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah
sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang
diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya
dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui video converence untuk
mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan.
2.4. Dampak Komunikasi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan
Mengapa Komunikasi Kesehatan Diperlukan di Bidang Kesehatan
Komunikasi Kesehatan menjadi semakin
populer dalam upaya promosi kesehatan selama 20 tahun terakhir. Contoh,
komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau pengontribusi dalam pemenuhan
219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People 2010. Apabila
digunakan secara tepat, komunikasi kesehatan dapat mempengaruhi sikap,
persepsi, kesadaran, pengetahuan dan norma sosial yang kesemuanya berperan
sebagai precursor dalam perubahan prilaku. Komunikasi kesehatan sangat efektif
dalam mempengaruhi prilaku karena didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan
kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran untuk mengembangkan dan menyampaikan
promosi kesehatan dan pesan pencegahan–pencegahan.
Karya awal yang mempengaruhi
perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh National Cancer Institute (NCI)
dan diberi judul Making Health Communication Programs Work: A Planner’s
Guide. Panduann ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti pendidikan
kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara bersama mendefinisikan
komunikai kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila mendengar peryataan bahwa
komunikasi kesehatan bahkan merupakan nama yang lebih baik untuk profesi
daripada promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan bahwa segala sesuatu yang
dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan komunikasi untuk kesehatan.
Kenyataannya, komunikasu kesehatan telah didefinisikan secara luas oleh Everett
Rogers, seorang pelopor dalam bidang komunikasi, sebagai segala jenis komunikasi
manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan juga dapat
mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan diterima oleh audiens tertentu.
Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai seni dan teknik
menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan memotivasi individu, institusi, dan
audiens public tentang pentingnya persoalan kesehatan. The Centers of Disease
Control and Prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu
ilmu dan sebagai penggunaan strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi
dan mempengaruhi keputusan individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan
kesehatan. Walau begitu, masih ada orang yang membicarakan konsep tersebut
dengan menekankan berbagai bentuk aplikasinya , termasuk advokasi media,
komunikasi resiko, pendidikan hiburan, materi cetak, dan komunikasi interaktif.
Ada dua perspektif utama yang diambil
ketika mempertimbangkan komunikasi kesehatan dalam praktik promosi kesehatan
saat ini. Beberapa praktisi memandang komunikasi massa sebagai proses menyeluruh
yang membingkai penerapan intervensi promosi kesehatan. Praktisi ini memandang
komunikasi kesehatan sebagai strategi atau aktifitas sempit seperti publikasi
informasi atau sejenis komunikasi. Antar personal yang mungkin berlangsung
antara pendidik kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu menyebabkan
komunikasi kesehatan rentan terhadap penafsiran yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi,komunikasi kesehatan diperlukan di
bidang kesehatan karena komunikasi dalam kesehatan merupakan kunci pencapaian
peningkatan tarap atau tingkat kesehatan masyarakat. Sejauh ini komunikasi
senantiasa berkembang seiring berkembangnya dunia teknologi komunikasi.
Komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan yang secara langsung
berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media audio/radio sekarang
lebih popular dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media
internet maupun media cetak dan elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun
mempunyai nilai ekonomis dan tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang
tersebut sangat membantu dalam ketercapaian komunikasi kesehatan karena
tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan lebih dikarenakan penggunaan media
informasi yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah dimengerti.
Dampak komunikasi kesehatan dalam
pembangunan kesehatan yaitu sebagai berikut :
1. Komunikasi kesehatan merujuk pada
bidang – bidang seperti program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi
kesehatan, dan rencana kesehatan publik sehingga secara tidak langsung komunikasi
kesehatan ini berperan dalam proses pembangunan kesehatan.
2. Komunikasi kesehatan mampu
menumbuhkan aspirasi masyarakat dari segala bidang kehidupannya sehingga hal
ini dapat memperlancar proses pembangunan kesehatan.
3. Komunikasi kesehatan beroperasi pada
level atau konteks komunikasi antar personal, kelompok, organisasi, publik, dan
komunikasi massa sehingga proses pembangunan kesehatan dapat dijalankan secara
merata.
4. Komunikasi kesehatan mencakup
variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan pasien di
klinik, self help groups, mallings, hotlines, dan kampanye media massa, dimana
hal ini akan lebih mudah dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan yang
lebih baik sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dialami oleh suatu
masyarakat.
5. Komunikasi kesehatan merupakan
pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku audiens agar mereka tanggap
terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu yang nantinya hal ini
dapat berpengaruh pada proses pembangunan kesehatan.
6. Komunikasi kesehatan merupakan
pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan teknologi informasi dalam
penyebarluasan informasi kesehatan sehingga dapat memudahkan rencana
pembangunan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
makalah ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulkan, yakni sebagai berikut:
1.
Komunikasi kesehatan yaitu proses
penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu
kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya
kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani), dan sosial.
2.
Jenis – jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non
verbal.
3.
Ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah pencegahan penyakit, promosi
kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta
peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat.
4. Dampak komunikasi
kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding lurus. Makin
berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan kesehatan
itu.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam kesehatan hendaknya
selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan
keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan
inovatif dalam penyampaian pesan informasi kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alo, Lilliweri. 2008. Dasar – dasar Komunikasi
Kesehatan. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Arikunto Suharsimi.Dr., 1988. Organisasi dan
Administrasi Pendidikan Teknologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Muhammad Arni.Dr., 2002. Komunikasi Organisasi.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Robert J. Bensley &
Jodi Brookins-Fisher,
Metode Pendidikan Kesehatan Msyarakat, EGCISBN9794489212, 9789794489215,
(Terjemahan Buku Online/Ebook).
Anonymous.
2008. Trasparansi komunikasi kesehatan.